Menapak jalan yang menjauh
Tentukan arah yang ku mau
Tempatkan aku pada satu peristiwa
Yang membuat hati lara
Di dekat engkau aku tenang
Sendu matamu penuh tanya
Misteri hidup akankah menghilang
Dan bahagia di akhir cerita
Cinta, tegarkan hatiku
Tak mau sesuatu merenggut engkau
Naluriku berkata, tak ingin terulang lagi
Kehilangan cinta hati bagai raga tak bernyawa
Aku junjung petuahmu
"Cintai dia yang mencintaimu!"
Hatinya dulu berlayar, kini telah menepi
Bukankah hidup kita akhirnya harus bahagia ?
Cinta, biar saja ada
Yang terjadi biar saja terjadi
Bagaimanapun hidup hanya cerita
Cerita tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan ..... Cinta
Minggu, 18 Agustus 2013
Minggu, 11 Agustus 2013
Andai Kau Kembali
Jika kau sedang bediri dengan
kopermu tapi kau tak bisa naik kereta. Segalanya masih seperti saat engkau
tinggalkan, aku masih tidak bisa tidur. Dan jika kau sedang menutupi wajahmu,
tapi kau tak bisa sembunyikan lukamu. Aku masih menyediakan 2 piring di meja
tapi makan tanpamu.
Jika kenyataannya kau adalah
pembohong saat kau berkata “aku baik-baik saja”, aku akan tidur di sisi ranjang
mu lepaskan semua pikiran. Dan jika kau disana berusaha untuk lanjutkan hidup
tapi ada sesuatu yang menarikmu kembali, aku akan duduk disini mencoba merayumu
seakan kau di ruang yang sama.
Dan andai kau bisa memberiku pundak
yang dingin, andai kau masih bisa memberiku kesulitan, andai aku masih bisa
berharap ini belum usai, tapi meskipun berharap hanya buang-buang waktu,
meskipun aku tak pernah terlintas dipikiranmu, aku kubiarkan pintuku tidak
terkunci, andai kau kembali. Akan ada cahaya di ruangan dan kunci di bawah
karpet, andai kau kembali. Akan ada senyum di wajahku dan ceretpun menyala,
andai kau kembali.
Kini mereka bilang aku
buang-buang waktu, karena kau takkan pernah kembali. Tapi dulu mereka bilang
dunia ini rata, tapi kurasa mereka salah. Dengan membiarkan pintu terbuka, itu
membahayakan segala yang ku punya, tapi tak ada yang bisa hilang dariku dalam
kehancuran yang belum kau ambil.
Kamis, 01 Agustus 2013
Simfoni Hitam
Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan kita bersama
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu ?
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu Satu
Namun selalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu ?
Telah ku nyanyikan alunan-alunan
senduku
Telah ku bisikkan cerita-cerita
gelapku
Telah kuabaikan mimpi-mimpi dan
ambisiku
Tapi mengapa aku tak bisa sentuh hatimu ?
Bila saja kau di sisiku
Akan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu ?
Tak bisa kah kau sedikit saja
dengar aku ?
Dengar simfoniku, simfoni hanya
untukmu….
Rabu, 31 Juli 2013
Di Persimpangan itu Kita Bersampingan
Jejak langkah kita
Jarak yang langka
Sajak yang ada
Semua sejak kau ada
Di jalan itu kita melangkah
Di jalan itu kita berpegangan
Di jalan itu kita tertawa
Di jalan itu pula kita terpisah
Kita tak lagi selangkah
Kau mungkin melangkah, aku tidak.
Kau melangkah angkuh
Aku tetap menatap langkahmu
Di persimpangan jalan tempat kita berdiri bersampingan,
Kau melangkah satu langkah
Aku diam, sebagai satu langkah di belakangmu
Yah, dan kau meneruskan beribu langkah di
depanku.
-RWR-
Minggu, 28 Juli 2013
Lebih Dari Manis
Rutinitas ku sehari-hari selain
merindukanmu adalah memikirkanmu. Selain itu tak ada lagi, dulu. Tak ada satu
hari-pun yang ku lewati tanpa merindu dan memikirkanmu, dulu. Bahkan sesaat
setelah bertemu-pun aku masih merindu dan kemudian disusul oleh pikiran
tentangmu, dulu. Lagi-lagi dulu………
Tapi
kini, rutinitas ku agak sedikit berubah. Dulu, aku tidak melakukan apa-apa
ketika merindukanmu. Aku hanya bisa diam terpasung sambil menatap fotomu yang
terpasang di dompetku. Dulu fotomu memang ada di dalam dompetku layaknya
pasangan-pasangan lain yang memasang foto kekasihnya di dompet mereka
masing-masing, yah bisa di bilang “one of the prove” lah kalo dia benar-benar “One
and Only”. Lagi-lagi dulu …………
Sekarang
aku sendiri. Apakah itu berarti tempat penyimpanan foto di dompet ku kosong? Oh
no no no! Ada kok! Bukan foto sih, tapi ada lah isinya. Bunga mawar usang yang
seseorang pernah kasih ke aku 4 tahun lalu. Dulu ngasihnya ga secara langsung
sih, tapi yang pasti that’s really really for me. Jadi Mawar itu aku ambil,
simpan, hingga sekarang. Lagi-lagi dulu ………..
Rutinitas
ku sekarang di saat benar-benar tidak ada yang bisa kulakukan saat merindukan
dan memikirkanmu adalah………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kopi dan Cokelat.
Aku
tidak tahu kenapa harus “Kopi” dan “Cokelat” ? Kenapa bukan Jus Alpukat,
minuman yang selalu dan selalu aku pesan untuk menemani makanku tiap makan di luar. Tapi
ini benar, sepertinya memang benar-benar Cuma “Kopi” dan “Cokelat” ini yang
mengerti aku lebih dari apapun. Mereka lebih dari manis!
Aku
merasa tiap aku meminum Kopi dan menyantap Cokelat rasanya itu seperti jawaban
dari segala risauku. Ini seperti kau mendengar isak teriakku yang merindu tanpa
dirindu. Tapi mereka benar-benar lebih dari manis! Mereka lebih dari jawaban
yang aku tunggu-tunggu. Mereka lebih darimu, dan mereka yang memerdekakanku
sejak kau beranjak.
-RWR-
-RWR-
Jumat, 19 Juli 2013
Tanaman dan Cinta ♥
Tanaman yang ku rawat tidak seperti dulu lagi. Wujudnya berubah, kini sedikit mulai tumbuh tanaman lain. Jenisnya beda, warna nya tetap sama. Tanamanku menengering, tanaman disebelahnya tumbuh seperti tanamanku sebelumnya. Tanaman yang ku rawat dari dulu kini berubah, maksudku tanaman yang kita rawat.
Aku begitu iri dengan tanaman yang juga tumbuh disebelah tanaman kita. Mengapa tumbuhnya begitu subur? Siapa penanamnya?
Keesokan harinya aku kembali memerhatikan tanamanku, kembali merawatnya,. Aku tidak hanya bertemu dengan tanamanku, aku juga bertemu dengan penanam tanaman disebelah tanamanku. Yah ternyata itu kau, kau yang menanam tanaman subur itu, bersama gadis lain. Pantas saja pertanyaanku tempoh hari soal tanaman kita yang sudah layu seperti ini tidak kau hiraukan lagi, begitu kutanya tentang penanam tanaman disebelah tanaman kita kau diam membisu.
Tanaman yang ku maksud adalah cinta kita. Pantas saja cinta kita layu, ternyata kau telah menumbuh kembangkan cinta yang lain di hati yang lain.
-RWR-
Kamis, 04 Juli 2013
Masih Seperti Pagi Yang Dulu
Pagi ini
masih seperti pagi yang dulu, tidak ada senyum pasangan yang merindu pasangan
sepertiku, tidak ada tawa ria pasanganku, tidak ada kecupan manis di pagi hari
sebagai tanda ku awali hariku, tidak ada kata “I love you,beb”, dan tidak ada
kamu, pastinya.
Pagi ini
masih seperti pagi yang dulu, aku tetap bangun dengan seluruh keindahan yang
Tuhan berikan setiap pagi tiba. Pagi itu sesuatu yang ingin aku tagih, aku
ingin pagi lagi, aku tidak ingin pagi pergi, sebab saat pagi aku terbangun, sisa-sisa mimpi tentang hangat pelukmu masih
terasa dalam memory. Ah lagi-lagi itu sesuatu yang lupa aku lupakan.
Pagi ini
masih seperti pagi yang dulu, aku duduk dengan segelas teh di tangan kiriku dan
Blackberry di tangan kananku. Tiap aku seduh teh, sedihku hilang, seperti baru
saja aku sudahi.
Pagi ini
masih seperti pagi yang dulu, aku mendoakanmu kepada-Nya, itu caraku memelukmu
dengan erat dari jauh. Selamat pagi :)
-RWR-
-RWR-
Hujan Malam Itu
Aku sosok candu yang berusaha dan
terus berusaha agar bisa kau rindukan meski lewat sendu. Aku selalu
memposisikan diriku sebagai sesuatu yang paling kau cari-cari. Aku selalu
menghilang, dengan harapan kau terus berusaha untuk mengejar lalu menemukanku,
kembali.
Dulu
ketika rasa cinta dan sayangmu mungkin lebih besar dari pada rasaku terhadapmu,
aku begitu sering menghilang, aku begitu sering mencari perhatian darimu, aku
begitu sering menyakitimu dengan setiap laku angkuh ku yang selalu acuh
terhadapmu, dulu.
Tapi
aku cinta, aku tidak bohong. Waktu itu aku benar-benar mencintaimu. Kau yang
terlalu menyayangiku mungkin kini telah sampai di titik kejenuhanmu untuk mencintaiku. Kini setiap aku marah, kau acuh. Aku menangis merindumu, kau tak perduli. Bahkan
saat aku benar-benar menghilang ini yang aku takutkan........ kau tak pernah lagi
mencari sosokku.
Dulu
kau pernah berkata, “aku ada kau ada! Jika aku ada sementara kau tidak ada
berarti itu bukan aku, itu hanya orang lain yang berusaha menyerupaiku. Mana bisa
aku hidup tanpamu?” rayumu. Kata-katamu
itu yang semakin menguatkan dan tetap mengaitkan tekatku untuk tetap bersamamu
selamanya, harapku.
Hingga
detik ini apa aku benar-benar hilang dari kehidupanmu? Hingga detik ini apa aku
benar-benar tak lagi menjadi candu rindu dalam sendumu? Hingga detik ini apa
aku benar-benar terlihat tidak nyata lagi di duniamu? Jadi sekarang orang yang
kau sebut ada jika tanpa aku adalah benar dirimu? Katamu itu hanya orang yang
berusaha menyerupai dirimu? Katamu kau tidak bisa hidup tanpaku? Katamu………
Awalnya
aku menerima kepergianmu. Aku pernah berfikir setiap kepergian akan ada kepulangan,
tapi aku tak pernah berfikir itu terjadi padamu. Aku bertahan dengan sisa-sisa
semangat hidupku yang lupa kau hancurkan bersama hatiku, aku bertahan dengan
tekat-tekat yang terikat kuat dan lekat di tubuhku, aku bertahan dengan sisa-sisa
senyuman. Aku senyum tanpa menggumam, aku mencoba melangkah dengan semua
sisa-sisa cinta yang lupa kau lenyapkan. Aku bahkan berharap kau mengingatku
sebagai Sesuatu yang lupa kau lupakan. Yah, aku melangkah.
Namun,
hujan malam itu membuatku sedikit dingin. Aku terlalu dingin sehingga aku
membutuhkan sesuatu untuk menghangatkan tubuhku, yah dan aku memilih menangis. Aku rindu
melewati hujan bersamamu, aku rindu menantangmu mengitung rintik hujan yang
jatuh dan ciumanku adalah sebagai hadiahmu. Aku rindu kau putarkan lagu Linkin
Park soundtrack Film Trasformers yang berjudul Iridescent waktu itu. Aku
rindu hangat tubuhmu yang membungkus erat tubuhku dari belakang. Aku rindu dan
akan selalu rindu.
Terimakasih
telah mengajarkanku cara merindu, membuatku menjadi pejuang rindu, membuatku
seolah menjadi perindu yang paling handal dari pejuang rindu yang lain. Semoga kau mengingatku sebagai seseorang yang selalu merindukanmu, semoga kita dipertemukan lagi, tepatnya dalam keadaan yang lebih baik lagi. Terimakasih
untukmu yang masih dan selalu kurindukan :’)
-RWR-
Rabu, 03 Juli 2013
Ingat Arahku, Sayang
Cinta memberi perhatian, cinta memerhatikan, karna cinta berasal dari hati. Jangan sekali-kali mengeluarkan kata cinta ketika itu bukan dari hatimu, sekalipun itu hanya terlintas di pikiranmu! Jangan mengabaikan jika takut diabaikan.
Aku selalu bersembunyi di belakangnya, memerhatikannya setiap saat tanpa diketahui olehnya. Aku bahkan berharap bisa tau apa yang dia mimpikan setiap malam, berharap ada aku di mimpinya. Aku memerhatikan jauh lebih dalam dari orang lain yang mengaku juga memerhatikannya. Aku memerhatikannya dengan caraku sendiri, berbeda dengan mereka yang memerhatikanmu dengan cara-cara yang sudah pernah kulakukan sebelumnya. Iya, mereka meniru caraku memerhatikanmu!
Aku tidak perduli, aku tetap berjalan di jalanku tanpa menoleh sedikit pun. Aku pernah berkeinginan untuk berhenti memerhatikanmu. Aku letih tertatih, aku rindu candu candaku, sebab ketika aku memerhatikanmu aku kehilangan arahku sendiri. Aku terlalu asik dengan caraku memerhatikanmu tanpa memperdulikan diriku sendiri yang juga butuh perhatian dariku. Tapi aku abaikan! Aku tetap di jalanku, berjalan maju dengan laju ku menuju arahmu.
Matamu tidak pernah menatap mataku, mata kita tak pernah saling bertemu, tapi matamu dengan mata-mata mereka yang mengikuti caraku memerhatikanmu acap kali bertemu. Aku sempat iri pada mereka yang hanya meniruku tapi mendapat perhatianmu. Aku lagi-lagi tak perduli, aku tetap memerhatikanmu.
Saat kau lelah aku bahkan merasakan kelelahan yang kau rasakan. Saat kau tidur aku ingin sekali menjadi guling yang bisa kau peluk dikala kau benar-benar lelah, merasakan resah desah lelah nafasmu, merasakan lekat hangat lenganmu melingkar di tubuhku. Menatap wajahmu di kala kau tertidur itu akan menjadi hobby baruku kelak ketika menjadi pasangan hidupmu, harapku dalam hati.
Saat kau marah aku takut menghadap ke arahmu, padahal aku tahu kau tidak akan pernah menyakitiku, menyentuhku dengan tangan amarahmu, aku tahu kau bukan seperti itu. Tapi tetap saja aku takut ketika amarah mengarah padamu. Aku takut amarah mu akan mengarahkanmu berbalik arah dariku, jadi sebelum kau berbalik arah, aku akan berbalik arah lebih dulu lalu mebiarkanmu berjalan ke arahku sembari memelukku dari arahmu. Iya, kau memelukku dari belakang itu hal yang paling aku sukai, dan kau tahu itu.
Mereka yang mengaku memerhatikanmu lebih dari caraku memerhatikanmu hanya menggunakan cara-cara yang telah ku lakukan sebelumnya padamu. Aku lebih dulu mengenalmu dari mereka. Tapi aku tidak perduli, karna aku tetap memerhatikanmu, mencintaimu dengan caraku.
Tiap kepergianmu aku selalu merapikan kenangan kita berdua, berharap kau akan pulang dan membiarkanku tetap menabur kenangan kita lagi. Tiap kepergianmu aku selalu duduk bisu di kamarku menatap setiap sudut kamarku, dinding kamarku yang pernah menjadi saksi sandaran kita berdua dulu. Tiap kepergianmu aku selalu menatap jam dinding, menghitung setiap detik setelah kau meninggalkanku. Tiap kepergianmu aku biasanya selalu memanggil namamu, berharap kau bisa mendengar suaraku memanggilmu. Tiap kepergianmu ini yang selalu aku rasakan ketika aku tak sanggup lagi menunggumu pulang. Iya, aku lelah sayang……
Hingga saat petang datang kala itu kau pun datang kembali. Aku tersenyum melihatmu pulang, aku bahagia melihatmu kembali ke arahku, sebab tiap kepergianmu aku memang selalu beranggapan bahwa kau hilang arah, kau lupa arah jalan pulang ke rumah ramah hatiku. Ingatlah arahku sayang, aku akan selalu berdiri menunggumu pulang, menyambutmu dengan senyuman lembut lalu menitihkan air mata melihatmu berlari ke arahku lalu memelukku dengan erat :')
-RWR-
Senin, 01 Juli 2013
Selasa, 23 April 2013
Mengulang Sesuatu yang Hilang ? Apa Mungkin ?
Kita dekat, dulunya. Kita Jauh, kini. Ketika kita merasa “dekat”
dengan seseorang lalu kemudian kita “berjauhan” dengan seseorang itu yang kita
rasakan adalah “hilang” . Yah karna
dekat sudah pasti tidak jauh, tapi jauh belum tentu tidak dekat. Mengerti
maksud saya? Ketika kalian dekat dengan seseorang tentu kalian tidak merasakan
kejauhan kan? right? nah ini, ini bedanya dekat dan jauh. Kalo kita jauh,
kadang kala pun kita masih merasa dekat dengan seseorang tersebut. Masih ingat
dengan Syair “Jauh dimata dekat dihati”? itu menandakan bahwa jauh tidak
selamanya tidak dekat, bagi orang-orang tertentu.
Dekat
itu pekat yang lekat dan terikat. Seseorang itu dekat seperti mengikat pada
kita, seseorang itu dekat seperti tekat yang lekat di diri kita. Namun jika
sesuatu yang tadinya dekat kemudian menjauh dari kita yang ada hanyalah rasa
hilang, merasa kehilangan dari seseorang yang mungkin mencoba untuk menghilang.
Hingga akhirnya timbul rasa di mana kita merasa ingin mengulang sesuatu yang
telah hilang itu. Mengulang sesuatu yang menghilang? apa mungkin? Sepertinya
memang tidak mungkin. Orang itu sebenarnya tidak menghilang, dia hanya merasa
asing pada diri kita, ya seharusnya memang cara terbaik adalah mengintrospeksi
diri masing-masing. Lalu kenapa jika orang itu hilang tanpa alasan? Kenapa
jauh harus ada ketika dekat terlihat lebih membahagiakan? Kenapa kemuadian setelah jauh rasa hilang seolah datang sebagai pelengkap? Kenapa setelah rasa
hilang menghampiri dan kemudian rasa ingin mengulang pun bergejolak. Dekat –
Jauh – Hilang – Ulang? Haruskah dengan alur cerita seperti itu? kenapa tuhan
tidak menciptakan takdir lain? seperti mengikhlaskan Sesutu yang sudah hilang
mungkin? Iya, itu ada. Tuhan menciptakannya, hanya saja kita yang terlambat
untuk melaksanakan takdir itu. Mungkin kita masih terjebak dengan prinsip bahwa
sesuatu yang hilang ingin kita ulang bahkan berharap untuk pulang kembali, tapi
itu semua tidak mungkin terjadi. Bagaimana mungkin sesuatu yang hilang bisa
pulang dan terulang?
Sebelum
kalian merasakan apa yang sebenarnya sudah terjadi pada diri saya, mulailah
berbenah diri. Cobalah untuk tidak terlalu lekat dengan kedekatan, biasakanlah
akrab dengan kejauhan, rasakanlah betapa indahnya dua kondisi yang telah
diciptakan Tuhan tersebut. Iya, Dekat dan Jauh, 2 kondisi yang Tuhan ciptakan,
melengkapi dan di lengkapi. Ketahuilah, sesungguhnya rasa sakit yang kita
rasakan itu datang dari diri kita sendiri, itu adalah stimulus yang meluruskan
rasa sakit hati itu kemudian datang menghantui, membayangi, bahkan membunuh
siapa saja yang merasakannya.
-RWR-
Sabtu, 16 Februari 2013
Gelap, lelap lalu lenyap ....
Percaya dengan cahaya ? kadang gelap itu menjadi lebih indah dari pada cahaya…. Iya, indah karna gelap tidak bisa terlihat oleh siapapun, kecuali ada cahaya yang datang dan seolah menjadi hero di kegelapan itu… Kenapa kebanyakan orang lebih menyukai cahaya? Karna sinarnya? Tanpa mereka sadari cahaya tidak mungkin tercipta jika tidak ada kegelapan, sebelumnya. Kegelapan itu keliatan lebih natural, dia lebih apa adanya, bukan “ada apanya” , cahaya itu terkesan ada apanya, dia bahkan ada ketika gelap melelapkan, dia bahkan ada ketika gelap belum lenyap, dia seolah tidak pernah ingin memberikan kesempatan kepada si gelap untuk memunculkan keberadaannya di tengah mereka. Mereka bahkan membenci gelap, padahal? Nyatanya mereka lebih bisa melakukan “apa saja” dalam kegelapan itu tanpa ada yang menyaksikan dengan membawa cahaya masing-masing yang katanya mereka percayai ….
Siapa bilang cahaya itu hidup? Gelap juga hidup, karna gelap bisa lenyap dan menutup bahkan menetap, yaa asal cahaya tidak selalu keliatan egois… Siapa bilang gelap tidak bisa melihat? Jangan terlalu boros menggunakan indra penglihatan kalian. Ingat, Tuhan menciptakan Indra lain selain, pengecap, penglihatan, pendengar, peraba dan pembau .. Iya, Indra Perasa yang Tuhan Maha indah anugerahkan kepada tiap manusia di muka bumi ini …………. Jadi? kapan kalian menggunakan anugrah indah tersebut? di saat sama sekali tidak ada yang bisa kalian lakukan dengan ke 5 Indra anda, kenapa tidak dengan rasa? Tuhan yang maha adil dengan segala ciptaan dan kuasanya, dia pula yang menciptakan gelap terang. Tuhan saja maha adil, kita yang hanya sebagai titipan harusnya juga memperlakukan ciptaanya dengan adil. Kita menyukai cahaya berarti kita juga harus mencintai kegelapan ….
Kalian kadang takut mengeluarkan apa yang kalian tahan dalam keadaan terang tapi kalian bisa ketika semuanya gelap hingga menjadi lenyap …..Gelap itu sunyi, seperti di tepi pantai yang biasanya digunakan untuk menyepikan hati tapi tidak menyempitkannya. Gelap seperti itu! Dia selalu ada bahkan disaat orang lain tidak pernah membutuhkannya. Ya karna gelap dan cahaya memang dua sisi yang saling menggelindingi kehidupan manusia, sifatnya sementara tapi terarah, terarah dengan segala desah yang mengelilingi bidangnya masing-masing. Apa yang terlihat buruk dihadapanmu kadang itulah yang lebih sempurna di antara mereka yang terlihat sempurna di hadapanmu. Terima kasih gelap, kau mengajarkan ku terlelap dengan sejuta harap yang ku harap lenyap
-RWR-
Siapa bilang cahaya itu hidup? Gelap juga hidup, karna gelap bisa lenyap dan menutup bahkan menetap, yaa asal cahaya tidak selalu keliatan egois… Siapa bilang gelap tidak bisa melihat? Jangan terlalu boros menggunakan indra penglihatan kalian. Ingat, Tuhan menciptakan Indra lain selain, pengecap, penglihatan, pendengar, peraba dan pembau .. Iya, Indra Perasa yang Tuhan Maha indah anugerahkan kepada tiap manusia di muka bumi ini …………. Jadi? kapan kalian menggunakan anugrah indah tersebut? di saat sama sekali tidak ada yang bisa kalian lakukan dengan ke 5 Indra anda, kenapa tidak dengan rasa? Tuhan yang maha adil dengan segala ciptaan dan kuasanya, dia pula yang menciptakan gelap terang. Tuhan saja maha adil, kita yang hanya sebagai titipan harusnya juga memperlakukan ciptaanya dengan adil. Kita menyukai cahaya berarti kita juga harus mencintai kegelapan ….
Kalian kadang takut mengeluarkan apa yang kalian tahan dalam keadaan terang tapi kalian bisa ketika semuanya gelap hingga menjadi lenyap …..Gelap itu sunyi, seperti di tepi pantai yang biasanya digunakan untuk menyepikan hati tapi tidak menyempitkannya. Gelap seperti itu! Dia selalu ada bahkan disaat orang lain tidak pernah membutuhkannya. Ya karna gelap dan cahaya memang dua sisi yang saling menggelindingi kehidupan manusia, sifatnya sementara tapi terarah, terarah dengan segala desah yang mengelilingi bidangnya masing-masing. Apa yang terlihat buruk dihadapanmu kadang itulah yang lebih sempurna di antara mereka yang terlihat sempurna di hadapanmu. Terima kasih gelap, kau mengajarkan ku terlelap dengan sejuta harap yang ku harap lenyap
-RWR-
Langganan:
Postingan (Atom)