Rabu, 03 Juli 2013

Ingat Arahku, Sayang

 Cinta memberi perhatian, cinta memerhatikan, karna cinta berasal dari hati. Jangan sekali-kali mengeluarkan kata cinta ketika itu bukan dari hatimu, sekalipun itu hanya terlintas di pikiranmu! Jangan mengabaikan jika takut diabaikan. 

Aku selalu bersembunyi di belakangnya, memerhatikannya setiap saat tanpa diketahui olehnya. Aku bahkan berharap bisa tau apa yang dia mimpikan setiap malam, berharap ada aku di mimpinya. Aku memerhatikan jauh lebih dalam dari orang lain yang mengaku juga memerhatikannya. Aku memerhatikannya dengan caraku sendiri, berbeda dengan mereka yang memerhatikanmu dengan cara-cara yang sudah pernah kulakukan sebelumnya. Iya, mereka meniru caraku memerhatikanmu!

Aku tidak perduli, aku tetap berjalan di jalanku tanpa menoleh sedikit pun. Aku  pernah berkeinginan untuk berhenti memerhatikanmu. Aku letih tertatih, aku rindu candu candaku, sebab ketika aku memerhatikanmu aku kehilangan arahku sendiri. Aku terlalu asik dengan caraku memerhatikanmu tanpa memperdulikan diriku sendiri yang juga butuh perhatian dariku. Tapi aku abaikan! Aku tetap di jalanku, berjalan maju dengan laju ku menuju arahmu. 

Matamu tidak pernah menatap mataku, mata kita tak pernah saling bertemu, tapi matamu dengan mata-mata mereka yang mengikuti caraku memerhatikanmu acap kali bertemu. Aku sempat iri pada mereka yang hanya meniruku tapi mendapat perhatianmu. Aku lagi-lagi tak perduli, aku tetap memerhatikanmu. 

Saat kau lelah aku bahkan merasakan kelelahan yang kau rasakan. Saat kau tidur aku ingin sekali menjadi guling yang bisa kau peluk dikala kau benar-benar lelah, merasakan resah desah lelah nafasmu, merasakan lekat hangat lenganmu melingkar di tubuhku. Menatap wajahmu di kala kau tertidur itu akan menjadi hobby baruku kelak ketika menjadi pasangan hidupmu, harapku dalam hati. 

Saat kau marah aku takut menghadap ke arahmu, padahal aku tahu kau tidak akan pernah menyakitiku, menyentuhku dengan tangan amarahmu, aku tahu kau bukan seperti itu. Tapi tetap saja aku takut ketika amarah mengarah padamu. Aku takut amarah mu akan mengarahkanmu berbalik arah dariku, jadi sebelum kau berbalik arah, aku akan berbalik arah lebih dulu lalu mebiarkanmu berjalan ke arahku sembari memelukku dari arahmu. Iya, kau memelukku dari belakang itu hal yang paling aku sukai, dan kau tahu itu. 

Mereka yang mengaku memerhatikanmu lebih dari caraku memerhatikanmu hanya menggunakan cara-cara yang telah ku lakukan sebelumnya padamu. Aku lebih dulu mengenalmu dari mereka. Tapi aku tidak perduli, karna aku tetap memerhatikanmu, mencintaimu dengan caraku. 

Tiap kepergianmu aku selalu  merapikan kenangan kita berdua, berharap kau akan pulang dan membiarkanku tetap menabur kenangan kita lagi. Tiap kepergianmu aku selalu duduk bisu di kamarku menatap setiap sudut kamarku, dinding kamarku yang pernah menjadi saksi sandaran kita berdua dulu. Tiap kepergianmu aku selalu menatap jam dinding, menghitung setiap detik setelah kau meninggalkanku. Tiap kepergianmu aku biasanya selalu memanggil namamu, berharap kau bisa mendengar suaraku memanggilmu. Tiap kepergianmu ini yang selalu aku rasakan ketika aku tak sanggup lagi menunggumu pulang. Iya, aku lelah sayang……

Hingga saat petang datang kala itu kau pun datang kembali. Aku tersenyum melihatmu pulang, aku bahagia melihatmu kembali ke arahku, sebab tiap kepergianmu aku memang selalu beranggapan bahwa kau hilang arah, kau lupa arah jalan pulang ke rumah ramah hatiku. Ingatlah arahku sayang, aku akan selalu berdiri menunggumu pulang, menyambutmu dengan senyuman lembut lalu menitihkan air mata melihatmu berlari ke arahku lalu memelukku dengan erat :')


-RWR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar