Selasa, 23 April 2013

Mengulang Sesuatu yang Hilang ? Apa Mungkin ?


            Kita dekat, dulunya. Kita Jauh, kini. Ketika kita merasa “dekat” dengan seseorang lalu kemudian kita “berjauhan” dengan seseorang itu yang kita rasakan adalah “hilang” .  Yah karna dekat sudah pasti tidak jauh, tapi jauh belum tentu tidak dekat. Mengerti maksud saya? Ketika kalian dekat dengan seseorang tentu kalian tidak merasakan kejauhan kan? right? nah ini, ini bedanya dekat dan jauh. Kalo kita jauh, kadang kala pun kita masih merasa dekat dengan seseorang tersebut. Masih ingat dengan Syair “Jauh dimata dekat dihati”? itu menandakan bahwa jauh tidak selamanya tidak dekat, bagi orang-orang tertentu.

                Dekat itu pekat yang lekat dan terikat. Seseorang itu dekat seperti mengikat pada kita, seseorang itu dekat seperti tekat yang lekat di diri kita. Namun jika sesuatu yang tadinya dekat kemudian menjauh dari kita yang ada hanyalah rasa hilang, merasa kehilangan dari seseorang yang mungkin mencoba untuk menghilang. Hingga akhirnya timbul rasa di mana kita merasa ingin mengulang sesuatu yang telah hilang itu. Mengulang sesuatu yang menghilang? apa mungkin? Sepertinya memang tidak mungkin. Orang itu sebenarnya tidak menghilang, dia hanya merasa asing pada diri kita, ya seharusnya memang cara terbaik adalah mengintrospeksi diri masing-masing. Lalu kenapa jika orang itu hilang tanpa alasan? Kenapa jauh harus ada ketika dekat terlihat lebih membahagiakan? Kenapa kemuadian setelah jauh rasa hilang seolah datang sebagai pelengkap? Kenapa setelah rasa hilang menghampiri dan kemudian rasa ingin mengulang pun bergejolak. Dekat – Jauh – Hilang – Ulang? Haruskah dengan alur cerita seperti itu? kenapa tuhan tidak menciptakan takdir lain? seperti mengikhlaskan Sesutu yang sudah hilang mungkin? Iya, itu ada. Tuhan menciptakannya, hanya saja kita yang terlambat untuk melaksanakan takdir itu. Mungkin kita masih terjebak dengan prinsip bahwa sesuatu yang hilang ingin kita ulang bahkan berharap untuk pulang kembali, tapi itu semua tidak mungkin terjadi. Bagaimana mungkin sesuatu yang hilang bisa pulang dan terulang?

                Sebelum kalian merasakan apa yang sebenarnya sudah terjadi pada diri saya, mulailah berbenah diri. Cobalah untuk tidak terlalu lekat dengan kedekatan, biasakanlah akrab dengan kejauhan, rasakanlah betapa indahnya dua kondisi yang telah diciptakan Tuhan tersebut. Iya, Dekat dan Jauh, 2 kondisi yang Tuhan ciptakan, melengkapi dan di lengkapi. Ketahuilah, sesungguhnya rasa sakit yang kita rasakan itu datang dari diri kita sendiri, itu adalah stimulus yang meluruskan rasa sakit hati itu kemudian datang menghantui, membayangi, bahkan membunuh siapa saja yang merasakannya.

-RWR-