Aku sosok candu yang berusaha dan
terus berusaha agar bisa kau rindukan meski lewat sendu. Aku selalu
memposisikan diriku sebagai sesuatu yang paling kau cari-cari. Aku selalu
menghilang, dengan harapan kau terus berusaha untuk mengejar lalu menemukanku,
kembali.
Dulu
ketika rasa cinta dan sayangmu mungkin lebih besar dari pada rasaku terhadapmu,
aku begitu sering menghilang, aku begitu sering mencari perhatian darimu, aku
begitu sering menyakitimu dengan setiap laku angkuh ku yang selalu acuh
terhadapmu, dulu.
Tapi
aku cinta, aku tidak bohong. Waktu itu aku benar-benar mencintaimu. Kau yang
terlalu menyayangiku mungkin kini telah sampai di titik kejenuhanmu untuk mencintaiku. Kini setiap aku marah, kau acuh. Aku menangis merindumu, kau tak perduli. Bahkan
saat aku benar-benar menghilang ini yang aku takutkan........ kau tak pernah lagi
mencari sosokku.
Dulu
kau pernah berkata, “aku ada kau ada! Jika aku ada sementara kau tidak ada
berarti itu bukan aku, itu hanya orang lain yang berusaha menyerupaiku. Mana bisa
aku hidup tanpamu?” rayumu. Kata-katamu
itu yang semakin menguatkan dan tetap mengaitkan tekatku untuk tetap bersamamu
selamanya, harapku.
Hingga
detik ini apa aku benar-benar hilang dari kehidupanmu? Hingga detik ini apa aku
benar-benar tak lagi menjadi candu rindu dalam sendumu? Hingga detik ini apa
aku benar-benar terlihat tidak nyata lagi di duniamu? Jadi sekarang orang yang
kau sebut ada jika tanpa aku adalah benar dirimu? Katamu itu hanya orang yang
berusaha menyerupai dirimu? Katamu kau tidak bisa hidup tanpaku? Katamu………
Awalnya
aku menerima kepergianmu. Aku pernah berfikir setiap kepergian akan ada kepulangan,
tapi aku tak pernah berfikir itu terjadi padamu. Aku bertahan dengan sisa-sisa
semangat hidupku yang lupa kau hancurkan bersama hatiku, aku bertahan dengan
tekat-tekat yang terikat kuat dan lekat di tubuhku, aku bertahan dengan sisa-sisa
senyuman. Aku senyum tanpa menggumam, aku mencoba melangkah dengan semua
sisa-sisa cinta yang lupa kau lenyapkan. Aku bahkan berharap kau mengingatku
sebagai Sesuatu yang lupa kau lupakan. Yah, aku melangkah.
Namun,
hujan malam itu membuatku sedikit dingin. Aku terlalu dingin sehingga aku
membutuhkan sesuatu untuk menghangatkan tubuhku, yah dan aku memilih menangis. Aku rindu
melewati hujan bersamamu, aku rindu menantangmu mengitung rintik hujan yang
jatuh dan ciumanku adalah sebagai hadiahmu. Aku rindu kau putarkan lagu Linkin
Park soundtrack Film Trasformers yang berjudul Iridescent waktu itu. Aku
rindu hangat tubuhmu yang membungkus erat tubuhku dari belakang. Aku rindu dan
akan selalu rindu.
Terimakasih
telah mengajarkanku cara merindu, membuatku menjadi pejuang rindu, membuatku
seolah menjadi perindu yang paling handal dari pejuang rindu yang lain. Semoga kau mengingatku sebagai seseorang yang selalu merindukanmu, semoga kita dipertemukan lagi, tepatnya dalam keadaan yang lebih baik lagi. Terimakasih
untukmu yang masih dan selalu kurindukan :’)
-RWR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar