Jika kau sedang bediri dengan
kopermu tapi kau tak bisa naik kereta. Segalanya masih seperti saat engkau
tinggalkan, aku masih tidak bisa tidur. Dan jika kau sedang menutupi wajahmu,
tapi kau tak bisa sembunyikan lukamu. Aku masih menyediakan 2 piring di meja
tapi makan tanpamu.
Jika kenyataannya kau adalah
pembohong saat kau berkata “aku baik-baik saja”, aku akan tidur di sisi ranjang
mu lepaskan semua pikiran. Dan jika kau disana berusaha untuk lanjutkan hidup
tapi ada sesuatu yang menarikmu kembali, aku akan duduk disini mencoba merayumu
seakan kau di ruang yang sama.
Dan andai kau bisa memberiku pundak
yang dingin, andai kau masih bisa memberiku kesulitan, andai aku masih bisa
berharap ini belum usai, tapi meskipun berharap hanya buang-buang waktu,
meskipun aku tak pernah terlintas dipikiranmu, aku kubiarkan pintuku tidak
terkunci, andai kau kembali. Akan ada cahaya di ruangan dan kunci di bawah
karpet, andai kau kembali. Akan ada senyum di wajahku dan ceretpun menyala,
andai kau kembali.
Kini mereka bilang aku
buang-buang waktu, karena kau takkan pernah kembali. Tapi dulu mereka bilang
dunia ini rata, tapi kurasa mereka salah. Dengan membiarkan pintu terbuka, itu
membahayakan segala yang ku punya, tapi tak ada yang bisa hilang dariku dalam
kehancuran yang belum kau ambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar